INILAH KALENDER JAWA ISLAM
Daftar bulan Jawa Islam
Di bawah ini disajikan nama-nama bulan Jawa Islam. Sebagian nama bulan
diambil dari Kalender Hijriyah, dengan nama-nama Arab, namun beberapa di
antaranya menggunakan nama dalam bahasa Sanskerta seperti Pasa, Sela
dan kemungkinan juga Sura. Sedangkan nama Apit dan Besar berasal dari
bahasa Jawa dan bahasa Melayu. Nama-nama ini adalah nama bulan kamariah atau candra (lunar).
No Penanggalan Jawa Lama Hari
1 Sura 30
2 Sapar 29
3 Mulud 30
4 Bakda Mulud 29
5 Jumadilawal 30
6 Jumadilakir 29
7 Rejeb 30
8 Ruwah (Arwah, Saban) 29
9 Pasa (Puwasa, Siyam, Ramelan) 30
10 Sawal 29
11 Sela (Dulkangidah, Apit) * 30
12 Besar (Dulkahijjah) 29
Total 354
Keterangan
Nama alternatif bulan Dulkangidah adalah Sela atau Apit. Nama-nama
ini merupakan peninggalan nama-nama Jawa Kuna untuk nama musim ke-11
yang disebut sebagai Hapit Lemah. Sela berarti batu yang berhubungan
dengan lemah yang artinya adalah “tanah”. Lihat juga di bawah ini.
Daftar bulan Jawa matahari
Pada tahun 2011 Masehi, karena penanggalan kamariah dianggap tidak
memadai sebagai patokan para petani yang bercocok tanam, maka
bulan-bulan musim atau bulan-bulan surya yang disebut sebagai pranata
mangsa, dikodifikasikan oleh Sunan Pakubuwana VII[1] atau penggunaannya
ditetapkan secara resmi. Sebenarnya pranata mangsa ini adalah pembagian
bulan yang asli Jawa dan sudah digunakan pada zaman pra-Islam. Lalu oleh
beliau tanggalnya disesuaikan dengan penanggalan tarikh kalender
Gregorian yang juga merupakan kalender surya. Tetapi lama setiap mangsa
berbeda-beda.
No Penanggalan Jawa Awal Akhir
1 Kasa 23 Juni 2 Agustus
2 Karo 3 Agustus 25 Agustus
3 Katiga (Katelu) 26 Agustus 18 September
4 Kapat 19 September 13 Oktober
5 Kalima 14 Oktober 9 November
6 Kanem 10 November 22 Desember
7 Kapitu 23 Desember 3 Februari
8 Kawolu 4 Februari 1 Maret
9 Kasanga 2 Maret 26 Maret
10 Kadasa 27 Maret 19 April
11 Dhesta* 20 April 12 Mei
12 Sadha* 13 Mei 22 Juni
Keterangan
Dalam bahasa Jawa Kuna mangsa kesebelas disebut hapit lemah
sedangkan mangsa keduabelas disebut sebagai hapit kayu. Lalu nama dhesta
diambil dari nama bulan ke-11 penanggalan Hindu dari bahasa Sanskerta
jyes.t.ha dan nama sadha diambil dari kata âs.âd.ha yang merupakan bulan
keduabelas.
Siklus windu
Oleh orang Jawa tahun-tahun
digabung menjadi semacam abad yang terdiri dari delapan satuan lebih
kecil. Setiap satuan ini terdiri atas 8 tahun Jawa dan disebut windu. Di
bawah disajikan nama-nama windu:
# Nama Nama suro Hari
1 Alip Selasa Pon 354
2 Ehe Sabtu Pahing 355
3 Jimawal Kamis Pahing 354
4 Je Senin Legi 354
5 Dal Jumat Kliwon 355
6 Be Rabu Kliwon 354
7 Wawu Ahad Wage 354
8 Jimakir Kamis Pon 355
Total 2835
Jumlah 2835 hari genap dibagi 35 /selapan (hari pasaran)
Pembagian pekan
Simbol siklus pasaran dalam kalender jawa
Orang Jawa pada masa pra Islam mengenal pekan yang lamanya tidak hanya
tujuh hari saja, namun dari 2 sampai 10 hari. Pekan-pekan ini disebut
dengan nama-nama dwiwara, triwara, caturwara, pañcawara (pancawara),
sadwara, saptawara, astawara dan sangawara. Zaman sekarang hanya pekan
yang terdiri atas lima hari dan tujuh hari saja yang dipakai, namun di
pulau Bali dan di Tengger, pekan-pekan yang lain ini masih dipakai.
Pekan yang terdiri atas lima hari ini disebut sebagai pasar oleh orang Jawa dan terdiri dari hari-hari:
Legi
Pahing
Pon
Wage
Kliwon
Kemudian sebuah pekan yang terdiri atas tujuh hari ini, yaitu yang juga
dikenal di budaya-budaya lainnya, memiliki sebuah siklus yang terdiri
atas 30 pekan. Setiap pekan disebut satu wuku dan setelah 30 wuku maka
muncul siklus baru lagi. Siklus ini yang secara total berjumlah 210 hari
adalah semua kemungkinannya hari dari pekan yang terdiri atas 7, 6 dan 5
hari berpapasan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar